Buku Kedokteran Manajemen Keselamatan Pasien
Buku kedokteran ini disusun dengan tujuan mempermudah mahasiswa dalam mendalami Mata Ajar Manajeman Keselamatan Pasien. Buku kedokteran ini didasarkan pada Hasil Penelitian Penulis dan Penerapan di Rumah Sakit tempat penulis mengabdi dan meneliti sehingga mempermudah mahasiswa untuk dapat memahaminya secara konsep maupun praktik dilapangan. Buku ini dilengkapi dengan penerapan di tatanan pelayanan kesehatan dan disertai dengan contoh dan standar prosedur operasionalnya.
Zulkahfi, S.Kep, Ners,.M.Kes,
selaku Ketua STIKES YARSI Mataram memberikan pernyataan dalam buku kedokteran ini
bahwa keselamatan pasien dan mutu pelayanan merupakan prinsip dasar dari
pelayanan kesehatan dan merupakan hak bagi setiap pasien dalam menerima
pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien merupakan tantangan dalam bidang
pelayanan kesehatan, yang terjadi tidak saja di setting pelayanan di Rumah
Sakit, tetapi juga di pelayanan primer lainnya. Sehingga Hal pertama yang harus
dipersiapkan adalah meningkatkan kesadaran dan pengetahuan dari seluruh pihak
yang terlibat dalam pelayanan tersebut.
Beliau juga menyatakan bahwa dalam
upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai keselamatan pasien dan
mutu pelayanan keperawatan tidak dapat lagi diberikan begitu saja. Saat ini dibutuhkan
adanya suatu pedoman dan panduan yang dapat mengarahkan agar mampu membudayakan
keselamatan pasien dan meningkatan mutu pelayanan kesehatan tersebut.
Terbagi dalam duabelas Bab, buku kedokteran ini terbukti aplikatif
dan banyak dijadikan rujukan oleh praktisi rumah sakit, puskesmas dan klinik
kesehatan. Bab pertama hingga keenam secara komperhensif membahas mengenai keselamatan
pasien (termasuk prinsip dan faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan pasien
serta program keselamatan pasien), budaya keselamatan pasien, aspek hukum
keselmatan apsien, insiden keselamatan pasien, peran perawat dalam keselamatan
pasien dan komunikasi dalam keselamatan pasien.
Bab ketujuh hingga keduabelas berisi kerjasama tim dalam
keselamatan pasien, manajemen resiko dlam keselamatan pasien, penelitian dan
evidance based dalam keselamatan pasien, pelayanan berfokus ke pasien, indikator
mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta implementasi sasaran keselamatan
pasien.
International
Patient Safety Goals
Tujuan keselamatan pasien internasional diwujudkan dalam
enam poin berupa:
1. Mengidentifikasi
Pasien dengan Benar
Tiga langkah identifikasi pasien
yang tepat adalah:
A) Pasien rawat inap dan ODS menanyakan nama
lengkap pasien dan kemudian mencocokkan nama lengkap, nomor rekam medis dan
tanggal lahir. Pada gelag identitas pasien dengan nama lengkap, nomor rekam
medis dan tanggal lahir pada buku rekam medik / formulir pemberian obat /
formulir tranfusi.
B) Menanyakan nama lengkap pasien dan
kemudian mencocokkan nama lengkap, tanggal lahir, dan nomor rekam medikpada
kartu pasien dengan nama lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam medik pada buku
rekam/ formulir pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan radiologi.
C) Apabila kartu pasien tidak
tersedia, maka identifikasi pasien dilakukan dengan cara menanyakan nama lenkap
pasien dan tanggal lahir pasien kemudian mencocokkan dengan nama lengkap pasien
dan tanggal lahir pasien pada buku rekam medik/ formulir pemeriksaan
laboratorium/ pemeriksaan radiologi.
2. Meningkatkan Efektifitas Komunikasi Verbal
Beberapa
Persyaratan komonikasi verbal
yang efektif adalah:
A. Pemberi informasi mengucapkan secara jelas
B. Pemberi informasi /pelaksana instruksi
mecatat incformasi yang di berikan (di formulir yang ditujukan untuk penulisan
tersebut atau di selembar kertas dan kemudian di salin ke formulir yang
semestinya)
C. Setelah informasi dicatat, dilakukan
pembacaan ulang terhadap informasi.
D. Pemberi informasi mengkorfimasikan
kebenaran hasil pembacaan ulang.
E. Pada formulir pencatatan di tulis
identitas pemberi informasi, penerima informasi dan waktu (tanggal dan jam)
kemudian dimintakan tanda tangan dari pemberi informasi saat dia saat dia
datang.
F. Komunikasi efektif pada
situasi di mana proses pembacaan ulang tidak memungkinkan untuk dilakukan
setelah menulis, misalnya pasien emergency, maka reak back di lakukan sebelum
menuliskan, sedangkan penulisan dilakukan setelah keadaan emergency berlalu,
atau petugas bantuan datang.
3. Tingkatan Keamanan Obat-Obatan Yang High Alert (Memerlukan Kewaspadaan Tinggi)
3. Tingkatan Keamanan Obat-Obatan Yang High Alert (Memerlukan Kewaspadaan Tinggi)
Pelru kewaspadaan tinggi dan pengawasan ketat dalam penggunaan obat- obatan yang perlu penyimpanan khusus. Demikian juga pemberiannya kepada pasien.
4. Pastikan Tepat Sisi, Tepat Prosedur Dan Tepat Orang Pada Pembedahan (Time Out), Tepat Pasien, Penerapan Checklist Keselamatan Operasi/Tindakan Berisiko Tinggi (Kolonoskopi/Endoskopi, Radiologi Intervensi)
4. Pastikan Tepat Sisi, Tepat Prosedur Dan Tepat Orang Pada Pembedahan (Time Out), Tepat Pasien, Penerapan Checklist Keselamatan Operasi/Tindakan Berisiko Tinggi (Kolonoskopi/Endoskopi, Radiologi Intervensi)
Memerlukan ketepatan dalam mengidentifikasi tempat, pasien, prosedur operasinya untuk mendapatkan hasil operasi sesuai dengan harapan.
5. Prosedur Umum
5. Prosedur Umum
Prosedur umum yang pertama
adalah tanda lokasi operasi atau marking, terutama pada orgam yang memiliki dua
sisi kanan kiri, multiple structures
dan multipelevel seperti
operasi tulang belakang, cervical, thorakal dan lumbal. Selanjutnya penandaan lokasi
operasi dan pengisian checklist keselamatan operasi untuk memastikan tepat
pasien, prosedur dan lokasi operasi.
6. Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial
6. Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial
HALS/Healt Care Associated
Infection (menggantikan istilah infeksi nosokomial) merupakan infeksi yang
berkaitan /berhubungan dengan pelayanan kesehatan infeksi ini terjadi di rumah
sakit setelah di rawat 48 jam atau lebih.
A. Kewaspadaan isolasi yang perlu
kita perhatikan adalah sebagai berikut: Kewaspadaan standar diterapkan pada semua
karyawan dan pasien /pengunjung yang datang kerumah sakit tampa memandang
status infeksinya.
B. Kewaspadaan berdasarkan trasmisi penularan
diterapkan pada pasien rawat inap.
Terdiri dari:
- Airbone Isolation/penularan
melalui udara
- Droplet Isolation/penularan
melalui percikan
- Contact
Isolation/penularan melalui kontak
Buku kedokteran ini diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh seluruh program studi kesehatan untuk menjadi bahan
pembelajaran dan menjadi acuan dalam penerapan keselamatan pasien di tatanan
pelayanan kesehatan. Setelah mempelajari buku kedokteran
ini diharapkan para pembaca dapat memahami sesuai dengan tujuan instruksional
dan dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan kesehatan.
Komentar
Posting Komentar