Buku Kedokteran Asuhan Kebidanan Neonatus untuk Para Bidan
Buku kedokteran ini berisi tentang Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi atau Balita dan anak Pra Sekolah untuk Para Bidan. Buku ini ditulis oleh Liva Maita, SST., M.Kes dari Stikes Hang Tuah
Pekanbaru. Terdiri dari 329 halaman, buku kedokteran ini terbagi menjadi
sepuluh Bab.
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama
dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat
kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai
generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan
pembangunan bangsa.
Identifikasi Bayi
Identifikasi ini penting untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan. Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu
dipasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan
kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan. Berikut ini bebrapa kriteria identifikasi bayi yang baik versi buku
kedokteran ini:
· Alat
yang digunakan, hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai,
tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas
· Pada
alat/gelang identifikasi harus tercantum:Nama, tanggal lahir, nomor bayi dan
jenis kelamin.
Disetiap
tempat tidur diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi.
·
Sidik
telapak kaki dan sidik jari ibu harus dicetak dicatatan yang tidak mudah
hilang. Ukurlah berat badan lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut,
dan catat dalam rekam medik.
Indikator Kesehatan Anak
1) Angka Kematian Bayi
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yang disebutkan dalam buku kedokteran ini
adalah 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi menjadi indicator pertama
dalam menentukan derajat kesehatan anak (WHO, 2002) karena merupakan cerminan
dari status kesehatan anak saat ini. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia
disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor penyakit infeksi dan
kekurangan gizi. Beberapa penyakit yang saat ini masih menjadi penyebab
kematian terbesar dari bayi, diantaranya penyakit diare, tetanus, gangguan
perinatal, dan radang saluran nafas bagian bawah.
Kematian pada bayi juga dapat disebabkan oleh adanya
trauma persalinan dan kelainan bawaan yang kemungkinan besar dapat disebabkan
oleh rendahnya status gizi ibu pada saat kehamilan serta kurangnya jangkauan
pelayanan kesehatan dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Penyebab kematian bayi yang lainnya adalah berbagai
penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, seperti tetanus,
campak dan difteri. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat
untuk member imunisasi pada anak.
2) Angka Kesakitan Bayi
Angka kesakitan bayi juga dapat dipengaruhi oleh status
gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, faktor
sosial ekonomi dan pendidikan ibu. Angka kesakitan tersebut menjadi indikator
kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan merupakan
cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita.
3) Status Gizi
Status gizi menjadi indikator ketiga dalam menentukan
derajat kesehatan anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan
dan perkembangan anak untuk mencapai kematangan yang optimal. Gizi yang cukup
juga dapat memperbaiki ketahanan tubuh sehingga diharapkan tubuh akan bebas
dari segala penyakit. Status gizi ini dapat membantu untuk mendeteksi lebih
dini risiko terjadinya masalah kesehatan. Pemantauan status gizi dapat digunakan
sebagai bentuk antisipasi dalam merencanakan perbaikan status kesehatan anak.
4) Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
Angka harapan hidup waktu lahir dapat dijadikan tolak
ukur selanjutnya dalam menentukan derajat kesehatan anak. Dengan mengetahui
angka harapan hidup, maka dapat diketahui sejauh mana perkembangan status
kesehatan anak. Usia harapan hidup juga dapat menunjukkan baik atau buruknya
status kesehatan anak yang sangat terkait dengan berbagai faktor, seperti
faktor sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.
Upaya menurunkan angka kematian anak balita disebutkan
dalam buku kedokteran ini, yaitu:
a) Meningkatkan status gizi masyarakat
b) Meningkatkan manajemen kesehatan masyarakat
c) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan
pelayanan kesehatan
d) Meningkatkan peran serta masyarakat
Pernafasan Bayi Ketika
Lahir
Buku kedokteran ini menjelaskan bahwa oksigen sangat
penting untuk kehidupan sebelum dan sesudah persalinan. Selama di dalam rahim,
janin mendapatkan oksigen dan nutrien dari ibu melalui mekanisme difusi melalui
plasenta yang berasal dari ibu diberikan kepada janin. Sebelum lahir, alveoli
paru bayi menguncup dan terisi oleh cairan. Paru janin tidak berfungsi sebagai
sumber oksigen atau jalan untuk mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sehingga paru
tidak perlu diperfusi atau dialiri darah dalam jumlah besar. Setelah lahir,
bayi tidak berhubungan dengan plasenta lagisehingga dan akan segera bergantung
kepada paru sebagai sumber utama oksigen. Oleh karena itu, maka beberapa saat
sesudah lahir paru harus segera terisi oksigen dan pembuluh darah paru harus
berelaksasi untuk memberikan perfusi pada alveoli dan menyerap oksigen untuk
diedarkan ke seluruh tubuh.
Hemangioma
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering
terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun
(5-10%). Biasanya Hemangioma sudah nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau
muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat
pada permukaan tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya
hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat
hilang setelah kelahiran.
Hemangioma infantil adalah neoplasma vaskuler jinak yang
memiliki perjalanan klinis karakteristik ditandai dengan proliferasi awal dan
diikuti dengan involusi spontan. Selama fase proliferatif pada periode neonatal
atau awal masa bayi, proliferasi sel endotel cepat membagi bertanggung jawab
untuk pembesaran hemangioma kekanak-kanakan. Akhirnya, fase involusional
terjadi, dimana hemangioma infantil kebanyakan klinis diselesaikan pada usia 9
tahun.
Hemangioma, sebagaimana dijelaskan dengan sangat rinci
dalam buku kedokteran ini adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan
hemangioma paling infantil secara medis tidak signifikan. Kadang-kadang
hemangioma anak-anak mungkin menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah,
menyebabkan output tinggi gagal jantung atau kelainan struktural yang
signifikan atau cacat. Jarang, hemangioma infantil kulit dapat dikaitkan dengan
satu atau lebih kelainan kongenital yang mendasari.
Buku kedokteran ini tidak hanya baik untuk dibaca
mahasiswa dan pengajar di bidang kebidanan namun juga akan menjadi buku
referensi yang sangat baik untuk para pasangan muda yang sedang menantikan
kehadiran atau pun sudah dikarunai buah hati. Materi dalam buku ini ditulis
oleh ahlinya sehingga bisa melengkapi referensi lain yag lebih ringan.
Komentar
Posting Komentar